::>>Subscribe

RSS Feed (xml)

::>>Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

--Assalamu Alaikum-- Welcome to my blog,Cafe Net Clinic.... More Than Just an Entertainment..Be closer to me and don't forget to leave your comment

Wednesday, April 8, 2009

Mlaku-Mlaku Neng Suroboyo

Edisi jalan-jalan saya kali ini berlanjut ke Kota Pahlawan, Surabaya . Perjalanan ini berlangsung di sela-sela akhir pekan lalu. Tujuan saya ke Surabaya selain untuk suatu urusan dinas luar kota sekaligus menyempatkan diri untuk melihat-lihat perubahan kota ini dari sudut pandang yang berbeda. Memang saya pernah sekali ke kota ini, namun untuk 5 tahun yang lalu dibanding dengan sekarang, Surabaya telah menjadi kota metropolitan dengan suguhan gedung-gedung pencakar langit dan tentunya keramaian dan fasilitas yang lebih lengkap sebagai simbol kemegahan kota ini.
Perjalanan saya awali dengan penyusuran wilayah sekitar Gubeng. Ada hal unik sekaligus sedikit menggelikan ketika hendak mencari makan. Demi penghematan bahan bakar dompet, saya putuskan untuk mencari jajan di angkringan saja. Sederetan menu dari Warteg membuat saya bingung memutuskan untuk memilih menu yang pas untuk makan malam saya. Namun alangkah mengejutkannya, ketika saya melihat warung yang menyajikan menu yang menurut saya tak layak untuk disajikan.


Tertulis di pajangan warung tersebut, Cafe "Jungle" menyediakan sate biawak, kobra, dan ampela darah ular . Sejurus kemudian rasa laparku hilang. Sulit membayangkan bagaimana jadinya makanan itu disajikan sementara terlihat pemandangan ular-ular dikuliti. Benar-benar disgusting.
Kita tinggalkan makanan aneh itu, dan beranjak ke tempat lain.
Esok harinya, menembus jantung kota Surabaya. Tidak banyak perubahan, kecuali kendaraan yang semakin padat dengan akses tol yang bertambah seiring dengan pembangunan mal dan pusat-pusat keramaian (wah itu namanya banyak perubahan dong, heheh). Dan yang paling berkesan ketika pasar Turi, yang pernah menjadi tempat andalan belanja saya, kini sudah disulap menjadi bangunan megah, lebih mirip Tanah Abang. Turi kini berubah nama menjadi Pusat Grosir Surabaya. Namun tetap saja nama Pasar Turi masih popular di kalangan tukang becak. Dengan kendaraan roda tiga, menuju sebuah tugu yang telah menjadi ikon kota ini, yakni Tugu Pahlawan.

Tragedi pada tanggal 10 November 1945 dalam episode sejarah yang lalu membuat Surabaya terkenal sebagai Kota Pahlawan itu merupakan salah satu alasan mengapa Tugu Pahlawan di bangun. Walaupun banyak patung atau monumen di Surabaya,yang satu ini paling penting. Tugu Pahlawan berdiri bagai sebuah roket yang menjulang tinggi di Taman Kebunrojo berseberangan dengan kantor Gubenur Jawa Timur di Jl. Pahlawan. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November, di mana tahun 1945 para pahlawan gugur dalam perang kemerdekaan.
Yang menjadi banyak perhatian dan sedikit prihatin juga mengapa sampai sekarang, sejak kedatangan pertama saya di kota ini, para PKL (Pedagang yang Kaki nya Lima) dadakan masih saja berjualan di sepanjang sisi lokasi tugu. Belum lagi sampah yang bakalan berserakan sesaat setelah para pedagang pulang. Tapi itu juga mungkin sudah menjadi tradisi, kalau setiap hari Sabtu dan Minggu, di pagi hari sudah bisa dipastikan tempat ini akan ramai dengan jualan-jualan yang beraneka ragam. Memang tampaknya mereka (baca:PKL) pandai memanfaatkan peluang, karena memang tempat ini menjadi salah satu tujuan masyarakat untuk berjalan-jalan di pagi hari sambil melihat taman tugu.
Perjalanan hari ini berakhir dengan kunjungan terakhir ke pusat belanja yang paling terkenal dan terbesar di Surabaya, apalagi kalau bukan Tunjungan Plaza. Tapi karena dana yang tidak mencukupi akhirnya di sana hanya bisa numpang lewat tanpa sedikitpun berani melirik barang-barang. Karena sudah pasti dijamin, harga di sana sudah 4 kali lipat dari harga di Pasar Turi, . Walau bagaimana pun, malam itu tetap menjadi malam yang melelahkan dari rangkaian perjalanan yang saya lakukan .

Tips jalan-jalan kali ini …

1. Jangan lupa bawa topi dan pakai sun block, soalnya kota ini kalu emang pas musim kemarau, wah panasnya minta ampun.
2. Jika hendak ke Pasar Turi sebaiknya tidak perlu bawa dompet, cukup uang pas aja….hati-hati copet.
3. Buat Anda yang ingin belanja di grosir Turi, pandai-pandailah menawar harga. Biasanya harga udah 3 kali lipat dari yang semestinya.
4. Jika sementara lewat di depan salah satu toko, para pedagang menjajaki dan memanggil-manggil Anda, bersikap lah pura2 cuek. Karena terkadang harga bisa jadi turun dengan sendirinya
5. Soal menu makan malam tadi, don`t ever try that at home… very very nasty

0 komentar:

Post a Comment

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Berilah komentar yang relevan dengan topik warta ini. Bacalah semua dari warta maupun komentar-komentar lain, sebelum memberi komentar.
- Tidak membuat komentar yang bernuansa SARA, pornografi, menyerang pribadi, menyebarkan kebencian dan kekerasan maupun pendapat yang melanggar hukum.
- Tidak beriklan di kolom komentar ini.
- Gunakan bahasa yang santun dan beri respek pada semua pendapat meskipun berbeda pendapat.
- Gunakan nama asli dan bila Anda sudah menjadi anggota blogspot, upayakan login member terlebih dahulu. Bila belum menjadi anggota, email yang Anda cantumkan di kolom email, tidak akan dimunculkan.
(pada kolom comment as,pilih anonymous kalo Anda tidak memiliki URL dan semacamnya, n tulis nama kamu juga yah...)