::>>Subscribe

RSS Feed (xml)

::>>Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

--Assalamu Alaikum-- Welcome to my blog,Cafe Net Clinic.... More Than Just an Entertainment..Be closer to me and don't forget to leave your comment

Friday, February 20, 2009

Lawang Sewu...Diam Seribu Bahasa

Pernah dengar Uka-uka..,Dunia Lain dan sejenisnya.....Nah jalan-jalan kita kali ini memang ada hubungannya dengan dunia misteri... Tujuan trip kali ini adalah sebuah Gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Belanda. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu). Ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang banyak sekali (dalam kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu, mungkin juga karena jendela bangunan ini tinggi dan lebar, masyarakat juga menganggapnya sebagai pintu).

Saat ini bangunan yang berusia 100 tahun tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, diantaranya Semarang Expo dan Tourism Expo.Pernah ada juga wacana yang ingin mengubahnya menjadi hotel. Pada tahun 2007, bangunan ini juga dipakai untuk film dengan judul "Lawang Sewu Dendam Kuntilanak" dengan bangunannya.
Tempat ini sempat ditutup untuk umum namun kembali dibuka setelah dipakai syuting oleh Dunia Lain yang pada waktu itu sedang ngetrend. Hingga sekarang Gedung Angker ini dijadikan sebagai objek wisata, tepatnya uji nyali. Terlebih karena dalam kawasan ini pula terdapat penjara bawah tanah yang menjadi lokasi syuting Dunia Lain. Konon katanya sih, tempat ini dahulu digunakan sebagai penjara buat tawanan Jepang setelah mengambil alih kekuasaan dari Belanda. Pertama kali menjajakkan kaki ke lobby gedung, udara dingin segera menyapa kulit. Saya sempat bergidik, karena gedung sepi dan tua begini pasti banyak hantunya. Tapi saya mencoba mengingat pesan para ustadz, bahwa jin, hantu dst itu adalah makhluk yang lebih rendah dari manusia, sehingga kita tak perlu takut pada mereka. Yang penting, kita tetap "menghargai" keberadaan mereka, jangan diganggu dan jangan berbuat yang tidak-tidak. Maka saya pun mencoba memberanikan diri sambil sesekali berzikir di dalam hati. Apalagi karena teman-teman lain pada berani, saya makin percaya diri.
Tapi sikap yang bertolak belakang diperlihatkan oleh seorang kakek tua yang sangat ramah. Dengan senang hati ia mempersilahkan kami menjelajahi gedung tersebut. "Ayo, kita lihat-lihat ke dalam. Tak usah takut. Kalau dulu ada Uji Nyali di sini, itu urusan Trans TV," ujarnya. Intinya, dia ingin menunjukkan pada kami bahwa Lawang Sewu bukanlah gedung yang perlu ditakuti, dan kami semua boleh masuk ke sana. Belakangan saya tahu, bahwa si kakek ini adalah seorang purnawirawan TNI yang menjadi penjaga Lawang Sewu.

Dengan gaya seorang tour guide, kakek yang baik hati ini menemani kami berkeliling gedung. Ia menjelaskan setiap detil ruangan dengan gaya yang sangat profesional, seolah-olah dia menguasai segala sesuatu mengenai Lawang Sewu ini. Saya terkesima ketika kaki melangkah ke ruang demi ruang. Kotor dan berdebu. Tak terawat. Bau. Tapi amat berkesan. Kami begitu penasaran untuk menjelajahi ruangan demi ruangan.

Di sebuah sisi gedung, kami melihat ada kaca jendela yang telah kusam dan penuh oleh coretan-coretan dari pengunjung. Di dinding pun banyak bertempelan stiker bertuliskan "JAGALAH KEBERSIHAN" dan seterusnya. Hal-hal seperti ini adalah bagian dari masa kini, yang menunjukkan bahwa Lawang Sewu ini sudah sering dikunjungi orang.

Yang menakjubkan, ada sebuah ruangan yang katanya berisi uang peninggalan jaman Belanda. Pintunya sangat kokoh sehingga belum berhasil dijebol hingga hari ini. Jadi ada kemungkinan di dalamnya masih banyak tersimpan uang dan harta benda lainnya. Benarkah demikian? Wallahualam deh.

Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika kami diajak masuk ke penjara bawah tanah. Untuk menuju tempat ini, kami harus keluar dari gedung, berjalan ke sebuah sisi. Di depan sebuah teras, terdapat sebuah lubang kecil yang mirip lubang tikus. Untuk masuk ke dalam, hanya cukup satu orang dan harus sambil duduk dan merunduk. Ya, itulah lubang menuju penjara bawah tanah yang amat gelap gulita. Kami masuk ke dalam dan terpaksa menggantungkan penglihatan pada cahaya dari LCD handphone.

Di dalam, kami bisa melihat (walau hanya samar-samar) ruang penjara yang sangat mengerikan. Amat sempit. Kata si kakek tadi, kalau empat orang dimasukkan ke situ dalam posisi berdiri, maka ruangan itu akan penuh, dan masing-masing orang tak dapat bergerak sedikit pun. Coba bayangkan bagaimana sempitnya ruangan itu. Saya langsung membayangkan, betapa kejamnya para penjajah dahulu. Mereka menyiksa rakyat dengan cara yang sangat tidak manusiawi!

Setelah puas berkeliling, kami pun keluar dari Lawang Sewu. Alhamdulillah semuanya selamat, tak kurang satu apapun. Tak ada kejadian yang mengerikan. Semua aman-aman saja. Jika sebelum masuk saya sempat membayangkan yang seram-seram, kini saya punya pandangan tersendiri mengenai Lawang Sewu. Sebuah gedung yang amat menarik. Jika ada kesempatan, saya mau bertandang ke sana lagi.

Oh ya, ada satu "fenomena" unik di gedung tua ini: banyak anjing berkeliaran. Mungkin sengaja diasuh oleh para penjaga gedung ini, untuk mengusir hantu yang bisa mengganggu mereka. Wallahualam deh.

Nah, bagi yang merasa pengen menguji nyali atau memiliki indra ke-sekian atau kalau lagi "beruntung", katanya sih bisa melihat penampakan. Siap menguji nyali Anda..? Tempat ini saya rekomendasikan buat mereka yang merasa ngga takut sama hantu.

Tips travel kali ini : * Jangan lupa beri salam sebelum masuk...kudu wajib tuh * Kalo liat penampakan, cuek aja. Paling hantunya tengsin sendiri....hehehe * Jangan suka ngelamun alias pikiran kosong * Berikan tip 5rb atau 10rb buat guide bawah tanah, atau kalau ngga mau dia nyuruh hantunya gangguin. * Kalo mau lihat penampakan, tip nya harus tinggi katanya hehe * Sepulang dari tempat ini, sebaiknya mandi atau bagi yang muslim ambil air wudhu biar hantunya ngga ngikut sampe rumah


0 komentar:

Post a Comment

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Berilah komentar yang relevan dengan topik warta ini. Bacalah semua dari warta maupun komentar-komentar lain, sebelum memberi komentar.
- Tidak membuat komentar yang bernuansa SARA, pornografi, menyerang pribadi, menyebarkan kebencian dan kekerasan maupun pendapat yang melanggar hukum.
- Tidak beriklan di kolom komentar ini.
- Gunakan bahasa yang santun dan beri respek pada semua pendapat meskipun berbeda pendapat.
- Gunakan nama asli dan bila Anda sudah menjadi anggota blogspot, upayakan login member terlebih dahulu. Bila belum menjadi anggota, email yang Anda cantumkan di kolom email, tidak akan dimunculkan.
(pada kolom comment as,pilih anonymous kalo Anda tidak memiliki URL dan semacamnya, n tulis nama kamu juga yah...)