::>>Subscribe

RSS Feed (xml)

::>>Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

--Assalamu Alaikum-- Welcome to my blog,Cafe Net Clinic.... More Than Just an Entertainment..Be closer to me and don't forget to leave your comment

Wednesday, January 7, 2009

Mengejar Pahala Asyura

Malam itu pukul 10 kurang lima belas menit waktu jam tanganku, terduduk santai di sudut ruang kamar, sesaat sebelum merebahkan jasad ini ke pembaringan terdengar bunyi sms dari salah seorang teman lama. Sebuah pesan yang mengingatkan akan keutamaan puasa di bulan Muharram, yang dikenal dengam puasa Asyura. Puasa yang disunnahkan pada tanggal 9 dan 10 Muharram memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa kecil dari tahun yang lalu.
Pikirku ini kesempatan yang baik untuk memperbaiki ruhiyah serta membersihkan noda yang kian lama kian menggumpal, yang serasa semakin menggelapkan hati ini. Teringat beberapa tahun lalu dimana saya masih aktif di salah satu perkumpulan rohis dan sebagai aktivis rohis yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan waktu itu, puasa sunnah merupakan ibadah yang sudah seharusnya dikerjakan. Terlebih ketika waktu itu suasana keagamaan yang begitu kental masih terasa hingga kini menjadi bekal hidup saya yang sangat berharga.
Di dalam sebuah padepokan waktu itu, saya mendapat pelajaran agama mengenai Ibdah Sunnah. Sang ulama yang juga menjadi guru kami kala itu berkata , "Para ulama sepakat bahwa hukum puasa ‘Asyura adalah sunnah, dan mereka berbeda pendapat mengenai hukumnya pada masa permulaan Islam tatkala disyariatkan sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada awalnya diwajibkan kemudian dihapus, dan diriwayatkan dari Imam Ahmad akan sunnahnya, begitu juga ucapan jumhur ulama, karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara umum tentang puasa tersebut." Berikut ini beberapa petikan terkait dengan Puasa Asyura


Hikmah Puasa ‘Asyura dan Puasa Tanggal Sembilannya

Adapun puasa tanggal sembilannya adalah untuk menjaga puasa ‘Asyura, juga untuk menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi yang juga berpuasa hanya pada hari itu saja. Dengan menggabungkan kedua hari itu maka syariat tersebut menjadi berbeda dari ajaran Yahudi. Adapun puasa ‘Asyura itu sendiri karena pada hari tersebut terjadi beberapa kejadian yang baik, diantaranya : Selamatnya Musa alaihissalam dan para pengikutnya serta tenggelamnya musuh Allah, Fir’aun beserta kaumnya, begitu juga terjadinya beberapa tanda-tanda kebesaran Allah terhadap makhluknya, sesuatu yang layak untuk di syukuri.

Keutamaan Puasa ‘Asyura
Terdapat riwayat dalam shahih Muslim dari Abi Qatadah bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa ‘Asyura, maka beliau bersabda : “Saya berharap agar ‘Allah menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya “

Urutan Derajat Puasa ‘Asyura
Derajat pertama dan yang paling utama, adalah dengan melakukan puasa tiga hari, yaitu tanggal sembilan, sepuluh dan sebelas.

Derajat kedua, yaitu berpuasa pada tanggal sembilan dan sepuluhnya, sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Muslim dari Ibnu Abbas radiallahuanhu, dia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Jika saya masih ada pada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya (bersama tanggal sepuluh)”, dan dari Ibnu Abbas juga, beliau bersabda “ Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi ”.Derajat ketiga, yaitu dengan berpuasa hanya pada tanggal sepuluhnya saja, sebagaimana dari Ibnu Abbas dia berkata : “Kami diperintahkan Rasulullah saw untuk berpuasa pada hari ‘Asyura”

Apa Derajat Yang Paling Utama ?
Yang paling utama dari ketiga derajat tersebut adalah derajat yang pertama, karena berpuasa pada hari-hari tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya:

- Akan mendapatkan ganjaran puasa sebuan penuh, sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Ash radialluhanhu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda : “tiga hari pada setiap bulan bagaikan puasa selamanya “.

- Karena puasa pada bulan ini adalah puasa yang utama setelah puasa Ramadhan, sebagaimana hadits Ibnu Abbas radiallahunhu, dia berkata : “Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw memperhatikan sebuah puasa dan mengutamakannya atas yang lainnya, kecuali hari ini, yaitu hari ‘Asyura, dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan “.

- Menunjukkan sikap berbeda dari orang-orang Yahudi, sebagaimana hadits Ibnu Abbas : “Berpuasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya “.

- Mengikuti jejak Rasulullah saw yang merupakan sunnahnya dengan mengamalkannya dan mendakwahkannya, sebagai bentuk ibadah yang utama kepada Allah swt.

- Dapat menghapus dosa-dosa setahun penuh, berdasarkan hadits Qatadah radiallahunhu, dia berkata, Rasulullah saw bersabda : ”Dan hari ‘Asyura dapat menghapus (dosa-dosa) setahun sebalumnya “.

Walaupun bulan puasa (bulan Ramadan) telah berlalu, akan tetapi waktu beramal tetap ada, begitu juga dengan berpuasa, tetap disyariatkan setiap waktu -segala puji bagi Allah-. Rasulullah saw berpuasa pada hari ‘Asyura dan beliau memerintahkan untuk berpuasa sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan. Sesungguhnya puasa ‘Asyura adalah sunnah dari Rasulullah, jika diamalkan dan didakwahkan dengan ucapan dan perbuatan, maka hal tersebut merupakan ibadah yang sangat utama kepada Allah, karena siapa yang menghidupkan sunnah, mengamalkannya dan menyebarkannya diantara manusia maka baginya dua pahala, pahala dia beramal dan pahala menghidupkan sunnah tersebut, maka selayaknya bagi setiap muslim untuk melakukannya.

Karena pada hakekatnya umur kita adalah apa yang kita isi didalamnya dengan ketaatan kepada Allah swt, selebihnya akan belalu begitu saja tanpa nilai, dan akan menyesallah orang yang menyia-nyiakan kesempatannya, pada saat tidak berguna lagi penyesalan.

Beberapa Bid’ah Pada Hari ‘Asyura
Kini kita merenung sejenak tentang hari ‘Asyura, hari mulia yang didalamnya Allah selamatkan Musa alaihissalam dan para pengikutnya dari Firaun dan kaumnya, kemudian dirubah oleh sebagian kaum muslimin di sebagian negri-negri Islam menjadi acara kendurian. Para ulama telah menerangkan semua itu sebagai bid’ah yang diharamkan dan bukan bagian dari ajaran Islam akan tetapi lebih dekat kepada ajaran jahiliyah. Akan anda dapatkan sebagian diantara mereka menghindari perhiasan dan kesenangan, yang demikian itu untuk memperingati terbunuhnya Husain radiallahu’anhu. Benar, terbunuhnya beliau membuat kaum muslimin sangat sedih, akan tetapi apakah itu berarti kita harus selalu mengorek luka lama ? Tidak, sebab yang demikian itu akan menjadikan kaum muslimin berpecah belah dan menumbuhkan fanatisme, serta membiarkan musuh-musuh mengambil kesempatan masuk didalamnya. Diantara bid’ah yang lain adalah membuat makanan yang berbeda dari biasanya, seperti dengan menambahkan biji-bijian atau yang lain, atau mengganti baju dan melapangkan nafkah bagi keluarga, atau membeli kebutuhan setahun pada hari itu, atau melakukan ibadah tertentu seperti shalat, menyembelih hewan, menyimpan daging korban untuk dimasak pada hari itu, memakai celak mata, saling bersalam-salaman, saling berziarah, mengunjungi masjid atau kuburan, atau menampar pipi dan merobek kantong baju sebagai tanda bela sungkawa seperti cara jahiliyah. Semua itu adala perbuatan bi’ah dan kemungkaran yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw, juga Khulafaurrasyidun dan orang-orang sesudahnya, juga tidak ada para imam yang menganjurkannya. Sesungguhnya yang sangat dibenci Islam adalah mengulang-ngulang kesedihan, maka bagaimana mereka melakukan hal yang demikian tersebut. Bagi setiap muslim seharusnya menjauhi perbuatan bid’ah, karena sebaik-baiknya perbuatan adalah mengikuti Rasulullah saw dan seburuk-buruknya perbuatan adalah menjauhi ajaran Rasulullah saw, karena setiap bi’ah adalah sesat dan setiap kesesatan kedalam neraka.



0 komentar:

Post a Comment

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Berilah komentar yang relevan dengan topik warta ini. Bacalah semua dari warta maupun komentar-komentar lain, sebelum memberi komentar.
- Tidak membuat komentar yang bernuansa SARA, pornografi, menyerang pribadi, menyebarkan kebencian dan kekerasan maupun pendapat yang melanggar hukum.
- Tidak beriklan di kolom komentar ini.
- Gunakan bahasa yang santun dan beri respek pada semua pendapat meskipun berbeda pendapat.
- Gunakan nama asli dan bila Anda sudah menjadi anggota blogspot, upayakan login member terlebih dahulu. Bila belum menjadi anggota, email yang Anda cantumkan di kolom email, tidak akan dimunculkan.
(pada kolom comment as,pilih anonymous kalo Anda tidak memiliki URL dan semacamnya, n tulis nama kamu juga yah...)