::>>Subscribe

RSS Feed (xml)

::>>Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

--Assalamu Alaikum-- Welcome to my blog,Cafe Net Clinic.... More Than Just an Entertainment..Be closer to me and don't forget to leave your comment

Friday, July 4, 2008

Kelilingi Tujuh Kali Dapurmu


Anak-anak di daerah ini, (mungkin) sudah banyak yang tidak akrab, (apalagi) memahami pesan-pesan moral dari nenen moyang mereka. Misalnya, bagaimana orang-orang tua kita dulu, berpesan kepada anak-anaknya, dengan sebutan Makassar “Inroi Rolong Pintuju Pallunnu.”
Inroi rolong Pintuju Pallunnu” secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “Kelilingi dulu tujuh kali dapurmu”. Apa sebenarnya arti yang terkandung dalam pesan itu?
Oleh paman dan ayah saya ketika masih kecil, pesan itu diucapkan berulang kali, jika saya lagi malas dalam belajar.
“Persiapkan dirimu sesiap-siapnya, sejak masih kecil!” Itulah makna dasar yang terkandung di dalam pesan tadi. Tujuannya adalah supaya kita siap menyongsong kehidupan yang luas dan berat, ketika usia semakin dewasa. Hanya orang yang siap yang bisa dan mampu mengembangkan dirinya! Menjawab dan melakoni teka-teki hidup yang harus dijalani.
Setiap bangsa dan komunitas mempunyai apa yang disebut ”kearifan budaya-lokal”. Yang menjadi tuntunan atau pegangan hidup bagi keberlangsungan turunannya. Misalnya dengan pesan SIAP atau ”Inroi Pallunnu” tadi, juga dikenal di tanah Tiongkok sejak dulu kala. Adalah seorang Jenderal Tiongkok, puluhan abad yang lalu bernama Sun Tse. Ia mengajarkan pentingnya menegakkan prinsip ”SIAP” di kalangan prajurit. Sun Tse menyebutkan motto singkat, ”Jika SIAP maka tak ada Bahaya.” Hal ini sejalan dengan makna pesan tadi. Anak-anak muda Bugis-Makassar-Mandar-Toraja, dulu-dulu setiap kali mau berlayar mengarungi lautan dengan perahu pinisi, leluhur mereka (dalam upacara leluhur Appitoto) menanamkan ke dalam jiwa mereka prinsip berSIAP diri itu. Supaya dapat membangun kepercayaan diri! Berani! Cerdas! Dan konsisten di laut! Dengan akta lain supaya tegar megarungi kehidupan, dimana pun mereka berada.
Tulisan singkat ini khusus saya tujukan kepada teman-teman sebaya supaya tidak sekedar menerima secara pasif ”warisan” dari orang tua, tapi tampil dengan kepala tegak, mengembangkan ke-SIAP-an dari mereka.

2 comments:

  1. semoga kita masih mengingat budaya dan semangat masa lalu yang bermanfaat :)

    ReplyDelete
  2. Pake bahasa Indonesia yang baik dunk
    --> nenek moyang --> bukan nenen moyang (okkots mi sede' k' sade')

    OK boz izinya

    Amanah itu paling penting juga di pake kalo mau nikah
    Kalo tidak istri bakalan makan batu
    Wajar memang kalo isi blognya petuah2 karena yang bikin blognya udah tua (Just Kidding)

    ReplyDelete

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Berilah komentar yang relevan dengan topik warta ini. Bacalah semua dari warta maupun komentar-komentar lain, sebelum memberi komentar.
- Tidak membuat komentar yang bernuansa SARA, pornografi, menyerang pribadi, menyebarkan kebencian dan kekerasan maupun pendapat yang melanggar hukum.
- Tidak beriklan di kolom komentar ini.
- Gunakan bahasa yang santun dan beri respek pada semua pendapat meskipun berbeda pendapat.
- Gunakan nama asli dan bila Anda sudah menjadi anggota blogspot, upayakan login member terlebih dahulu. Bila belum menjadi anggota, email yang Anda cantumkan di kolom email, tidak akan dimunculkan.
(pada kolom comment as,pilih anonymous kalo Anda tidak memiliki URL dan semacamnya, n tulis nama kamu juga yah...)